Wednesday, 30 December 2015

Orang Depresi Jangan Dijauhi karena Bisa Mengganggu Penyembuhan

 
79 Persen dari orang-orang yang mengalami depresi menyatakan bahwa dirinya merasa dijauhi atau dihindari oleh orang lain. Akibatnya, pengobatan terhadap depresi dapat terhambat dan membahayakan kondisi psikologisnya.

Para peneliti di Inggris melakukan studi dengan mengumpulkan informasi dari hampir 1.100 orang yang dirawat karena depresi di 35 negara. Hasilnya menunjukkan bahwa 79 persen dari pasien depresi merasa seperti dihindari dan dikucilkan atau mendapat perlakuan diskriminasi.

Orang yang stres dan mengalami gangguan depresi sangat takut jika dianggap berbeda dan mengalami diskriminasi baik dari urusan pekerjaan maupun dalam hubungan pribadi.

Sekitar 47 persen pasien menyatakan bahwa dirinya khawatir akan mendapat perlakuan diskriminasi dari rekan-rekan kerjanya di kantor. Sedangkan sekitar 45 persen yang lain menyatakan kekhawatirannya jika mendapatkan diskriminasi dalam masalah hubungan pribadi.

Studi ini juga menemukan bahwa 71 persen dari pasien berusaha menyembunyikan depresinya dari orang lain bahkan orang terdekatnya sekalipun karena takut dihindari dan tidak mendapat perlakuan yang sama dengan orang lain.

Singkatnya, orang yang depresi merasa takut jika dianggap sakit atau berbeda oleh orang lain karena mengalami gangguan psikologis. Akibatnya, orang yang depresi mungkin tidak akan mencari pengobatan karena takut dianggap berbeda.

"Keluarga dan teman-teman terdekat dari orang yang mengalami depresi harus menciptakan suasana dan perlakuan yang sama kepada orang yang depresi. Dukungan juga diperlukan untuk menudahkan penyembuhan" kata Graham Thornicroft, pemimpin studi dari Institute of Psychiatry di King's College London.

Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal The Lancet secara online tanggal 18 Oktober kemarin, seperti dilansir ivillage, Senin (22/10/2012).